#1-2
Hari demi hari pun terlewati hingga pada suatu hari aku melihat secara tidak langsung si Byla. Dan memang benar apa yang dikicaukan oleh teman-teman sekolah bahwa si Byla itu adalah gadis yang cantik. Dia kecil, putih, mungil, menarik, dan kayaknya sih asik. Tapi yang apa mau dikata, saya cuma bisa melihatnya, dan tidak berani berkenalan meskipun teman-teman yang lain sudah mengenalnya.
Suatu hari saya sedang berada di lab komputer sekolah, sekedar iseng-iseng chatting, jaman dulu sih adanya mIRC hhe. Distu saya asik bermain program tersebut tanpa mempedulikan sekitar. Ternyata di situ ada Byla yang memang cantik, tetapi lagi-lagi saya tidak berani berkenalan secara langsung. Saya pun mengetahui bahwa teman sekelas saya ada yang menjadi temannya dia. Dan kemudian setelah lama berada di lab tersebut saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah, kali ini saya tidak menggunakan angkutan umum. Tetapi saya menggunakan sepeda motor berwarna biru (tidak perlu saya sebutkan merknya ya hhe).
Di perjalanan pulang, entah kenapa saya selalu memikirkan gadis tersebut, memikirkan bagaimana bentuk rambutnya apabila tidak menggunakan kerudung, memikirkan betapa cantiknya dia dengan kerudungnya, pokoknya memikirkan semuanya tentang dia. Sesampainya di rumah, saya berpikir bagaimana caranya bisa berkenalan dengan dia. Saya berlatih di depan cermin "Hai, nama kamu siapa? | Apaan sih, aneh!" Argghhhh tidak! Saya tidak mau dia menjawab seperti itu, meskipun saya memang freak hahaha saya berlatih dan terus berlatih agar berani berkenalan dengan dia.. Kemudian saya pun tidur.
Keesokan paginya pun saya berangkat ke sekolah, di jalan pun saya masih kepikiran bagaimana caranya berkenalan dengan dia. Dan betul saja, sesampainya di sekolah, saya langsung bertemu dengan dia. Saya tersenyum sendiri melihat dia, tetapi lagi-lagi saya tidak berani berkenalan dengan dia meskipun dia ada di depan saya. Tanpa saya sadari Byla pun melihat saya dan tersenyum. Aku kaget, panik, salting! Aku cuma membalas senyumannya dan berlari ke kelas. Wow! Ternyata dia bisa tersenyum padaku. Senangnya hatiku, rasanya seperti terbang melintasi awan menuju langit ke tujuh.
Di kelas saya mulai bertanya dengan teman-temannya tentang Byla. Tapi hanya sekedar bertanya seputar masalah sepele, karena takut ketahuan kalau aku naksir sama Byla. Kalau teman-temannya tahu kalau aku suka sama Byla, mungkin mereka akan memasang topeng Leonardo Di Caprio di mukaku. Seakan-akan mereka menyuruhku bercermin di cermin yang sudah terpecah dan terbelah sekecil gula.
Pada saat istirahat, teman-teman yang lain bercerita. Dan lagi-lagi yag mereka ceritakan adalah Byla, akupun cuma mendengarkan sembari tersenyum. Di antara percakapan-percakapan para pria tampan itu, saya mendengarkan bahwa sudah ada yang memiliki nomernya. Kemudian lampu di otakku pun menyala dengan terang! Aha! Aku punya ide, kemudian aku pinjam handphone milik temanku yang sudah punya nomernya Byla dengan alasan saya mau pinjem untuk sms kakak saya dan pulsaku habis. Sehingga harus meminta pulsanya. Akupun berhasil meminjam handphonenya, dan benar saja bahwa dia memiliki nomernya Byla, gadis yang selama ini aku acuhkan karena belum pernah bertemu dan seketika pula berubah menjadi perasaan suka setelah melihat langsung. Akhirnya aku mencuri nomernya Byla dari hp temenku itu lalu mengembalikan hapenya dan berterima kasih :)
Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee! Akhirnya aku punya nomernya Byla.
Sesampainya di rumah, saya tidur hingga maghrib. Kemudian mandi dan belajar. Di pertengahan waktuku belajar aku teringat lagi akan senyuman Byla. Dan akhirnya aku putuskan untuk sms dia, dan berkenalan. Di sms pertama itu aku takut bukan maen karena takut gak dibales. Di sms itu pula aku berkenalan dengan nama samaran, sama seperti yang aku lakukan saat bermain mIRC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar